"Umat terbaik di antara
kalian adalah pada generasiku ini, kemudian generasi sesudahnya,
kemudian generasi sesudahnya lagi." Imran (Imran bin Hushain, sahabat
yang meriwayatkan hadis ini) mengatakan, aku tidak ingat apakah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan dua generasi selepas atau tiga
generasi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan
sabdanya: "Sesungguhnya setelah generasi kalian nanti akan muncul suatu
kaum yang berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka memberi kesaksian
tetapi tidak boleh dipertanggungjawabkan kesaksiannya, mereka bernazar
tetapi mengingkarinya, dan pada zaman itu banyak orang yang mengalami
kegemukan" (HR. Al Bukhari)
Dalam hadis ini hanya
disebutkan bahawa pada zaman tersebut banyak orang mengalami kegemukan.
Tidak secara tegas dikatakan bahawa kegemukan itu jelek sebagaimana
jeleknya khianat, kesaksian palsu dan mengingkari nadzar.
Namun yang perlu kita
renungkan, setiap yang berlebih-lebihan merupakan perkara yang tidak
baik. Gemuk itu baik, tapi kalau sudah kegemukan, menjadi tidak baik.
Sekurang-kurangnya dari segi kesihatan.
Di zaman sahabat juga
ada orang yang obesiti, namun jumlahnya tidak banyak. Salah satunya
pernah bertemu dengan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu.
"Mengapa perutmu besar seperti ini?", Tanya Umar bin Khattab sewaktu terserempak dengannya di sebuah jalan.
"Ini adalah kurnia dari Allah," jawab orang itu.
"Ini bukan barakah, tapi
azab dari Allah!" Tegas Umar, "Hai sekalian manusia, hindarilah perut
yang besar. Sebab itu membuat kalian malas menunaikan solat, merosakkan
organ tubuh dan menimbulkan banyak penyakit. Makanlah secukupnya. Agar
kalian semangat menunaikan solat, terhindar dari sifat boros, dan lebih
giat beribadah kepada Allah. "
Imam Syafie memberikan
nasihatnya mengenai kegemukan, "Sama sekali tidak akan beruntung orang
yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan Asy-Syaibany."
Lalu ada yang bertanya, "Mengapa demikian wahai Imam?"
"Kerana seorang yang
berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya
atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak
fikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya
bermakna ia sama sahaja dengan haiwan. "
No comments:
Post a Comment